Semasa kita dilahirkan, kita menangis dan orang di sekeliling kita tersenyum. Teruskan hidup kita supaya apabila kita mati nanti kitalah yang akan tersenyum dan orang sekeliling kita pula yang akan menangis.
Rabu, 30 Desember 2009
Kisah 4 lili yang ku temukan dlm kehidupan ku =)
Ada 4 lilin yang menyala.
Sedikit demi sedikit habis meleleh.
Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka.
Yang pertama berkata:
“Aku adalah Damai.”
“Namun manusia tak mampu menjagaku, maka lebih baik aku mematikan
diriku saja!”
Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.
Yang kedua berkata:
“Aku adalah Iman.”
“Sayang aku tak berguna lagi.”
“Manusia tak mau mengenaliku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap
menyala.”Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.
Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:
“Aku adalah Cinta”
“Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.”
“Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.”
“Mereka saling membenci, malah membenci mereka yang mencintainya,
membenci keluarganya.”
Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.
Tanpa terduga…
Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin
telah padam.
Kerana takut akan kegelapan itu, si anak berkata:
“Eh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, aku takut akan
kegelapan!”
Lalu si anak menangis tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:
“Jangan takut,
Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap
dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:
” Akulah H A R A P A N “
Dengan mata bersinar, si anak mengambil Lilin Harapan, lalu
menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.
Apa yang tidak pernah mati hanyalah H A R A P A N yang ada dalam
hati kita. Semoga ia dapat menjadi alat, seperti si anak tersebut
yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai,
Cinta dengan HARAPAN-nya!
Sedikit demi sedikit habis meleleh.
Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka.
Yang pertama berkata:
“Aku adalah Damai.”
“Namun manusia tak mampu menjagaku, maka lebih baik aku mematikan
diriku saja!”
Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.
Yang kedua berkata:
“Aku adalah Iman.”
“Sayang aku tak berguna lagi.”
“Manusia tak mau mengenaliku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap
menyala.”Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.
Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:
“Aku adalah Cinta”
“Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.”
“Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.”
“Mereka saling membenci, malah membenci mereka yang mencintainya,
membenci keluarganya.”
Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.
Tanpa terduga…
Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin
telah padam.
Kerana takut akan kegelapan itu, si anak berkata:
“Eh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, aku takut akan
kegelapan!”
Lalu si anak menangis tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:
“Jangan takut,
Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap
dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:
” Akulah H A R A P A N “
Dengan mata bersinar, si anak mengambil Lilin Harapan, lalu
menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.
Apa yang tidak pernah mati hanyalah H A R A P A N yang ada dalam
hati kita. Semoga ia dapat menjadi alat, seperti si anak tersebut
yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai,
Cinta dengan HARAPAN-nya!
Jumat, 25 Desember 2009
(Album Hijau – Iwan Fals
Jika kata tak lagi bermakna, langkah buta terjang saja
Jika kata tak lagi berarti, lebih baik diam saja...
Jika kata tak lagi berarti, lebih baik diam saja...
dulu
2bola mata saling berhubungan. . .
mereka berkedip bersama
bergerak bersama
menangis bersama
melihat bersama
dan tidur bersama
meskipun mereka 9a pernah melihat antara satu sama lain.
Persahabatan harus seperti itu,!
Langganan:
Postingan (Atom)